Rabu, 23 Desember 2015

I am Moving On


Yang lalu biarlah berlalu" I am Moving On"

Kenyataan yang harus saya terima kemarin memang benar-benar menyakitkan buat saya. Tapi saya sadar saya tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan ini. Buat apa saya memikirkan masa lalu yang tidak mungkin kembali lagi. Suatu saat kamu akan menyadari arti sayang dan cinta yang sebenarnya, selamat tinggal dan terimakasih untuk semuanya” maafkan aku jika selama ini aku menjadi beban di kehidupanmu selama hampir 4 tahun ini..maafkan aku.

Setelah itu saya berjanji pada diri saya bahwa saya akan bangkit dan melupakan semua kenangan masa lalu yang pahit dan menyakitkan ini. Saya ingat dengan nasihat teman saya yang bilang : “ya sudah,sabar..Mungkin Allah punya rencana yang lebih baik..Yang terpenting sekarang kamu harus sukses  yakin kamu akan dapat pengganti yang jauh lebih baik”. Saya selalu memikirkan dan merenungkan kata-kata itu. Saya tidak mau hanya karena masalah “cinta”, saya terpuruk selamanya. Saya harus bangkit, harus!!! Saya yakin saya bisa… Im moving on…

Saya juga ingat kata-kata dibuku yang pernah saya baca “Be Your Self (Cerdas Spiritual dan Intelektual Menggapai Kebahagiaan Hakiki)”, disana dituliskan Larut dalam angan-angan masa lalu,


seandainya itu terulang lagi, dan selalu bersedih dengan kejadian yang menyesakan dada hanyalah pekerjaan orang bodoh dan gila. Jika dibiarkan, hal itu akan memadamkan bara motivasi dan membabat habis harapan masa depan. Orang yang cerdas justru akan melipat rapat-rapat kenangan masa lalu, tidak akan dilihat lagi. Ditutup dalam memori yang harus dilupakan, tidak akan dibuka lagi untuk selamanya.

Kenangan pahit itu bagaikan seorang penjahat yang akan diikat dengan tali rantai yang kuat dalam ruang penjara kelupaan, tidak akan pernah dikeluarkan lagi untuk selamanya. Sang penjahat akan ditutup rapat sehingga tidak lagi dapat melihat cahaya kebebasan yang ada diluar. Sebab, kenangan itu telah berlalu dan usai. Tidak ada kesedihan yang dapat mengembalikan masa lalu. Tidak ada kesusahan yang dapat memperbaiki masa lalu. Tidak ada duka yang dapat menyembuhkannya lagi. Tidak ada kemarahan yang dapat menghidupkan lagi karena ia telah sirna.

Dengan khayalan masa lalu, hanyut dalam kesedihan dan penyesalan, membakar diri dengan api kenangan, dan melemparkan diri dalam cercaan masa lampau hanya akan membuat hidup hina, berlumur kesedihan, mengerikan, menakutkan, dan mencekam, tidak ada lagi harapan. Membaca lembaran masa lalu dapat membuyarkan harapan masa depan, mengoyak semangat yang mulai berkobar, dan memporak-porandakan kesempatan yang menjemput di depan mata. Orang yang selalu mengulangi masa lalu bagaikan menggiling tepung.


Untuk itu, mulai saat ini, mulai hari ini, saya akan mengubur dalam-dalam kenangan pahit ini. Saya tidak mau menjadi orang yang bodoh dengan terus mengingat-ingat masa lalu yang menyakitkan, saya akan melawan kelemahan saya, saya harus berani menghadapi masa depan, saya akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak lagi melihat ke belakang. Dan saya ucapkan selamat tinggal…

Yang lalu biarlah berlalu… Sudah saatnya saya membuka lembaran baru untuk sesuatu yang lebih baik. Lupakan gelisah dihati, basuh luka, hari masih panjang dan waktu masih setia berjalan. I’m moving on….. :)













Sabtu, 19 Desember 2015

Untukmu Yang Lebih Memilih Untuk Pergi

Masa itu mungkin akan selalu terkenang
Ya, masa dimana kamu menjadi yang tersayang
Kau yang berani membuatku berjuang
Bertahan sekuat tenaga, mencurahkan segala perasaan, menepis semua isu yang terembuskan dan berusaha percaya kepadamu sepenuhnya
Hai, taukah kamu bahwa tidak lah mudah bagiku memberi kepercayaan?
Tapi kala itu dengan tegas aku memutuskan pilihan.

Awalnya aku yakin kita akan terus berjuang
Sebagaimana rintangan yang tlah berhasil kita taklukan
Seiring waktu kita pun seperti bumi dan bulan
Dimana kita memang tak setiap saat nampak dalam kebersamaan
Tapi sadarkah kamu, bahwa sebenarnya aku selalu ada untukmu meskipun aku tak terlihat olehmu?
Sesibuk apapun urusanku, aku masih menyediakan ruang untukmu. Meski tidak denganmu.
Kemudian aku tersadar, mungkin ini yang dinamakan hukum alam
Bukan kah ada kalanya disaat bumi dan bulan tidak bersama, di luar sana bulan sedang bersama bintang-bintang?

Setelah sekian warna yang kita miliki bersama
Perpisahan kita adalah kejadian yang tak ku sangka-sangka
Jujur, aku sempat tak percaya saat kau menyerah begitu saja
Jangan salahkan aku jika sempat yakin kau adalah jawaban atas semuanya
Bagaimanapun kita pernah bersama berjuang agar saling bahagia

Aku adalah pihak yang ditinggalkan, bohong bila ku bilang itu tidak menyakitkan
Kau takkan pernah tau apa yang kurasakan, bagaimana aku berjuang untuk bertahan
Pernahkah terpikir olehmu bahwa kau akan membuatku jatuh sedalam ini?

Aku memang sempat jatuh sangat dalam,
Namun kini aku sudah menata hidupku kembali
Aku berhenti menyalahkan diri sendiri
Berhenti menyalahkanmu, berhenti menyalahkan keadaan
Perlahan tapi pasti aku memaafkan semua yang terjadi diantara kita

Terima kasih telah menjadikanku jauh lebih kuat dan dewasa
Perjuangan yang ku lalui bersamamu mengajarkanku banyak hal
Hidupku tidak berhenti setelah kau memutuskan pergi
Justru hidupku yang sebenarnya baru dimulai
Kebaikan mereka yang selalu ada untukku terlalu sayang untuk diabaikan hanya karena aku sibuk merasakan sakit yang dalam

Aku pun ikhlas dengan kepergianmu
Semoga kau bahagia disana
Sudah sepantasnya kau mendapat kebahagiaan yang kini tak bisa ku berikan
Meski kini penggantiku telah kau temukan, dirimu adalah sosok yang masih tak tergantikan.

Aku bukanlah orang yang mudah jatuh cinta, aku pun susah melupakan
Maafkan jika kini semua tentangmu, semua tentang kita belum mampu ku hapuskan
Semua pemberianmu pun masih berjajar manis untuk dipandang

Aku masih nyaman dalam kesendirian
Kini aku kembali ke duniaku, dan kamu kembali ke duniamu sendiri 
Suatu hari di masa depan, aku yakin akan bertemu dengan siapa yang telah ditakdirkan
Kadang aku berharap bertemu denganmu lagi, tentu dengan sosok yang membuatku berani bertahan
Mungkin suatu hari, disaat orangtuaku telah berhasil ku bahagiakan

Semoga kita bahagia di jalan kita masing - masing.

Jumat, 27 November 2015

Bukan untuk Kamu tapi Dia


Kamu berhak mendapatkan kebahagiaan darinya atau dari siapapun, bahkan saat dia yang kamu sayang berada dekat dihadapanmu
Tuhan sangat adil o:)
Saat karena sesuatu hal yang membuatku menangis, Tuhan akan menggantikan tangisanku dengan tawa & senyuman dari berbagai cara-Nya.
Saat aku harus kehilangan orang yang sangat aku sayangi.
Saat aku tak mampu untuk menghadapi rasa takutku, Tuhan memberikan jalan & pilihan.
Saat aku tak lagi mampu melewati hidup, Tuhan mengajarkanku & menunjukkan nikmat-Nya yang sempat ku lupakan.
Terimakasih Tuhan aku masih diberikan nikmat yang tak terbayar, hidupku… indahnya & pahitnya tak bisa digantikan maupun tergantikan.
Hey dear… Yes you, you’re my ex. I’m miss you so badly. Do you remember? When we walk together and hold tight to the hand? When you hug myself?
Do you remember all about your promise? :’) Do you know if until now, I’m still lovin yours?
Aku tidak lagi mengharapkanmu & menunggumu kembali,
namun aku tetap mengaharapkanmu & menunggumu untuk menyadari penyesalan saat kamu melewatkan & menyianyiakanku.
Aku akan menopangmu saat kamu terpuruk dalam penyesalan tak berujung.
Namun beritau dia saat kamu telah bahagia, bahwa dibelakang kebahagiaanmu ada aku yang menopangmu. Iya. Aku. Yang akan selalu menyayangimu tanpa status.

Minggu, 09 Agustus 2015

"Setidaknya Rindu Itu Membuatku Mengerti Mahalnya Pertemuan"


Aku menitipkan sebuah cerita pada jarak di antara aku dan dia. Cerita yang tidak selalu dijalani bersama, tetapi dia tau, semua ini tentangnya. Aku menitipkan rindu, pada keterpisahan yang terkadang terasa pilu. Rindu yang mengalir deras dan bermuara padanya. Kini, hanya pada waktu aku bisa menitipkan cinta. Cinta yang ku harap selalu dia rasakan, hingga nanti tiba saat kami bersama..

Sesekali ku ingin menyerah untuk menantinya
Tapi, aku masih berusaha dengan beribu kesabaran
Lelah rasanya menahan Rindu yang terhalang jarak ribuan kilo ini Nyesek terasa saat waktu belum bisa mempertemukan kita, Iya, aku rindu padamu :')
Aku bahagia bersamamu walaupun kita harus berjauhan seperti ini Tapi, sakit jika harus berlama-lama, Aku tidak menyalahkanmu, jarak, waktu, ataupun profesimu tapi aku hanya ingin kerinduan ini terbalaskan dengan pertemuan.

Bahkan jika kamu mengucapkan kata Rindu padaku aku berusaha menahan air mataku dan berusaha kuat untukmu, Iya, aku tak membuatmu merasa bersalah karna kamu harus pergi dengan tanggung jawabmu. Aku bahagia kok seperti ini :') iya aku bahkan sudah biasa jika harus mengalah sama yang namanya jarak. Aku percaya dengan apa yang kamu lakukan disana.

Bahkan rindu ini menjadi salah satu alasan namamu selalu ku sebut dalam sujudku. Setiap ku memejamkan mata pun aku berharap selalu wajahmu yang hadir. Iya, karna itu yang bisa ku lakukan jika Rindu menguasaiku yaitu bisa bertemu kamu dalam mimpi. Semoga apa yang menjadi mimpi kita terwujud, Iya, semoga kamu tak membuat penantian ini sia-sia :')

Tiga kata yang selalu kita ucapkan "I Miss You" dan "I Love You"
Semoga tiga kata itu tak hanya terucap untuk hari ini tapi besok besok besok besoknya besoknya lagi dan besoknya lagi.
Tuhan,
jika Dia takdirku maka biarkan rasa ini selalu ada dihatiku.
jika Dia takdirku maka biarkan Dia menjadi rindu yang selalu ku tunggu kedatangannya.
jika Dia takdirku jadikan lah Dia mimpi nyata dihidupku.
jika Dia takdirkan biarkan namanya selalu ku sebut dalam do'a dan sujudku pada-Mu.
Aminn Ya Allahumma Ya Allah Ya Rabbal Alamin

NB : Thankyuuu Sahabatku Hariaty Burhan atas inspirasinya melaui gambar ini, sehingga tulisan ini dapat terselesaikan


Jumat, 07 Agustus 2015

Kejamnya Mengais Rezeki Di Rumah Terapung Part 2

Beranjak dari sebagai anak desa yang terus mengimpikan kelak menjadi seorang yang bisa membantu keuangan keluarga dan menjadi seorang yang kelak akan dapat membahagiakan dan membanggakan mereka..aku menatap masa depan yang mungkin akan terang benerang dan bersiap akan ku gapai dalam genggaman tangan ku..
Tak terasa waktu saya merantau ke tempat ini. Sebuah tempat yang bahkan tak pernah sedikitpun terbersit dalam pikiran bahwa suatu saat saya akan tinggal dan mencari penghidupan di sini.
nak, janngan lupa berdoa kepada Allah. Jaga diri, jaga emosi, Kamu hidup di tempat yang baru dengan suasana yang baru pula”
Kata-kata inilah yang pertama kali diucapkan oleh bapak dan ibu tercinta ketika melepas keberangkatanku, Setelah bertahun tahun bapak dan ibu mengasihi saya dalam kawah candra dimuka keluarga, memberikan pendidikan dan bekal hidup agar anaknya siap menghadapi kehidupan yang sesungguhnya. Kini tiba saatnya mereka melepas anaknya ini untuk berusaha mencari penghidupan yang lebih baik.

Di tempat ini saya melihat bahkan hanya untuk mendapatkan uang seribu rupiah seseorang harus kerja keras membanting tulang, pasang badan hingga bertaruh nyawa. Di sini saya belajar bahwa tidak ada sesuatu yang dengan mudah didapat. Intinya adalah berjuang dan selalu berjuang. Hidup tidak sekedar membalikkan telapak tangan. Tidak akan pula ada uang yang jatuh tiba-tiba dari langit. Semuanya harus diperjuangkan dengan sekuat tenaga.

Ya Allah….Ya Rabb… di tengah keluh kesah hamba. Di tengah lelahnya hidup di perantauan ini. Di tengah kerinduan pada keluarga dan kampung halaman. Hamba benar-benar bersyukur atas segala nikmat yang telah Engkau berikan. Begitu banyak ilmu dan pelajaran hidup yang tak akan mungkin hamba dapat andai tak kau takdirkan hamba untuk datang ke tempat ini
Teguhkanlah hati kami Ya Allah. Kuatkanlah iman kami Ya Rabb. Serta  berikanlah kemudahan dalam setiap perjuangan dan langkah kami.
Aminn Ya Allahumma Ya Allah Ya Rabbal Alamin
#MissFamily

Kamis, 06 Agustus 2015

Kejamnya Mengais Rezeki Di Rumah Terapung



Pelaut or seaman. Ya..Msih dengan tema yg sama dari kemarin... Sebuah pekerjaan yang membutuhkan mental, otak dan otot yang kuat.mencari nafkah di atas guncangan ombak, hidup dalam suatu komunitas kecil dan jauh dari orang-orang yang sangat disayanginya. Bagaimana tidak, setiap harinya beraktifitas dimulai dari pagi sampai malam hari walaupun tidak setiap hari..tetapi aktifitas selama di laut sunguh membuat badan mereka babak belur di awal pekerjaan..kesini kesininya karena sudah terbiasa ya tidak terasa lagi..pegal di badan layaknya seperti makanan 4sehat 5 sempurna..hahaha

Ada kalanya smua terasa hampa di saat org lain mengalun2kan kebahagia'an di dalam kebersamaan org2 terkasih,tetapi mereka hanya mampu menyongsong gelapnya malam,bercerita pada deburan ombak yg seakan tak pernah bosan menggempur lambung kapal dan karang, dan tak jarang mereka menggigil meresapi kesejukan udara yg tak mengerti tentang keluh-kesah bahasa tubuh dan derita yg tengah mereka rasakan,..
Terkadang mereka merasakan ada sesuatu yg ingin tumpah dari pelupuk mata ,namun genangan air mata trkadang tak mampu untuk keluar,air mata mereka terlalu mahal untuk meratapi secuil nasib,air mata mereka sangat malu untuk mengeluhkan kepedihan takdir,tetapi air mata mereka sering tak mampu terbendung jika mendengar keluarga,kerabat, dan saudara mereka tersenyum bahagia..
Yaaahh......air mata mereka hanya ingin larut bersama kebahagia'an org2 yg sangat mereka cintai,mereka bukan org yg cukup kuat untuk melawan sesuatu yg sudah di gariskan, mereka bukan org yg cukup tabah untuk menghadapi segala kepahitan hidup,namun mereka bukan pula org yg mudah memutar haluan ke arah belakang untuk sembunyi di balik rasa ketakutan sambil memapah belas kasihan atau berpangku tangan,tetapi mereka hanya menyongsong kehidupan mengikut arus dan gelombang takdir.."

Nexxtttt..... Sebuah penghasilan yang besar sangatlah pantas untuk seorang pelaut, secara tertulis dimulai dari ABK yg pekerjaannya plg berat..pelaksana perintah dari atasan..atasan bilang A..maka mau ga mau si ABK harus ngerjain A.. lanjut ke bosman or bosun..orang ini memiliki tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di atas kapal..klo di darat bisa dibilang mandor kali ya..hehe,so' tau dechh saya..hahahaha , kemudian ada mualim (di bagian mesin sebutannya masinis) nah klo yang ini udah masuk tingkatan perwira karir..status jabatannya di bawah captain..bisa dibilang ini wakilnya..dimulai dari mualim 1 sampaii...ya ntalahh sampai muallim brapa,,belom tahu jelas juga..hehehe..di atasnya mungkin ada captain kalii yacchhh...(so' tau sendiri..), sebenernya masih banyak jabatan or panggilan status di atas kapal....tp klo dijelasin ga bakalan beres2 nih nulisnya ditambah kurang tau dengan istilah di atas kapal :p ahahaha
#ForSomeOne
#JayalahPelautku

Rabu, 05 Agustus 2015

Masa kuliah = Masa hura-hura



Finally, setelah sekian lama gak ketemu teman teman sekarang saya kembali untuk mencurahkan rasa rindu saya ke masa-masa kuliah dulu :-(.
Entah kenapa, kalau lagi liat-liat fb, twitter, folder foto di fb, tiba-tiba pikiran saya melayng membayangkan ke masa mahasiswa yang ternyata kalau dipikir-pikir sangat menyenangkan. Lihat foto sama temen-temen di fb, komentar-komentar foto, bisa banget bikin saya homesick dan kangen dengan dunia perkuliahan. Setelah dipikir2, ternyata waktu kuliah itu singkat dan cepet banget berlalu, kalau dulu sampai misuh2 jengkel karena banyak tugas kuliah sekarang yang ada malah kangen beraaaattt sama lembur2an tugas. Selain lemburan tugas, hal yang dikangenin juga waktu survey2 Mall walau hanya brmodal uang pete2...hahaha..layaknya mahasiswa berduit *hehehe... dan yg pling andalan tes vokal mski hanya sejam..hahahahaha, sebenernya banyak banget yang dikangenin dari masa2 kuliah, mulai dari ngemall , makan siang di kantin mesjid dgn menu andalan Intel pke nasi sepiring...hahahaha, kuliner dari rumah ke rumah,dari sudiang,Btp,Pettarani(ala2 chef..wkwkwk), dan masih banyaaakk lagi.. :'( yang jelas kalau dijabarin satu2 malah bakal bikin mewek gara2 bayangin masa2 kejayaan dulu*hiks

Masa kuliah menurut saya adalah masa hura2, karena pada waktu kuliah kalau saya pribadi sih lebih bebas aja kalau mau kumpul sama temen2 jam berapa, tergantung jadwal kuliah yang kosong. Selain itu, masa kuliah juga makin berwarna karena ada penyemangat2 kuliah yang tak pernah terduga :-D. Mulai dari temen lain jurusan, bahkan sampai temen sekelas. Tapi, ya itu semua tidak perlu diceritakan karena gak termasuk dalam ranah hura2 kali ini, hehhe.. kalau kata istilah anak gahol jaman sekarang, itu cukup tau aja.

Tapi, life must go on tentunya, sekarang saya sudah berada di posisi setingkat lebih tinggi dari status mahasiswa. Sekarang dunia kerja telah di depan mata, bukan lagi dunia kampus yang hanya berkutat dengan tugas dan temen2. Ya, dunia kerja sangat berbeda dengan dunia kampus bahkan bisa dibilang lebih beringas dari dunia kampus. Persaingan di dunia kerja bukanlah persaingan ecek2 seperti persaingan dapet ipk tinggi seperti jaman kuliah dulu, namun persaingan kompetensi pribadi untuk tetap survive lah yang pasti akan ditemui di dunia kerja. Di dunia kerja gak butuh tinggi2an ipk, yang dibutuhkan adalah bagaimana kamu bisa terus meningkat sementara orang sekitarmu juga ingin terus meningkat apapun caranya. Thats why, saya amat sangat rindu dengan status mahasiswa, karena bagi saya saat mahasiswa itulah jati diri kita akn terlihat. :-)


Senin, 03 Agustus 2015

03082015 (21.09)


21.09
Hp berdering seperti biasanya....dengan hati yg sangat senang,,aahhhhh senangnyaa campur aduk...hehehehe...mngapa iyaa,,krn kontak yg memanggil itu seseorang yg di harapkan,,Alhamdulillah akhirnyaa.....
Dengna senangnya langsung tekan tombol di hp dan sekejap jg mndengar suara itu yg memang lama sudah di nanti2,,senyuman seseorang yang sudah setahun lebih tdk pernh saya lihat dari jarak dekat lagi,,,,tpi semua itu saya syukuri krn sang maha Kuasa masih memberikan ksempatan mndengar suaranya lagi walau hanya via telpon meskipun agak sedikit bising, kali ini bukan krn signal yg kurang baik tapi krn suara bising mesin kapal yg kedengaran sperti angin kencang,,krn kbetulan wktu itu kapal lagi dlm prjalanan menuju t4 pemuatan,,tpii yachh itu tdk mengurangii rasa inii...ttp senang,,bahagiaa..pkokxaa smwxalahhh...hehehehehe,,itu sudah menjadi kebiasaan...

LDR? iya kami LDR. Tak sedikit yang yang sering berkata ini itu mengenai hubungan kami terutama dengan profesi dia sebagai Pelaut yang jelas image Pelaut rata-rata di anggap miring bagi sebagian orang. Hehe tapi I don't care with them. This is my life. I'm happy with my relation.
Laut darat? Iya jauh, aku tau itu. Tapi jarak bukan alasan untuk mempertahankan Rasa kan? Pelaut? Jarang pulang? Susah ketemu? Iya aku sadar kok, bahkan aku bisa cuek dengan pendapat mereka karena itu. Signal suka ilang? Iya, aku pernah merasakannya bahkan itu sudah biasa bagiku. Nethink? Jangankan yang LDR yang dekat aja suka nethink. So, that is no problems. Selagi kepercayaan itu masih ada insya Allah yang namanya nethink itu ilang sendiri.
Menunggu lama? Iya, pasti :') bahkan rindu terkadang membuatku menjadi egois seperti anak kecil yang merengek minta es krim...hahahahaha
Iya, hampir setiap dia menghubungiku aku tak pernah lelah menanyakan", kapan pulang?" Hehe
Sampai aku hapal jawaban dia setiap ku tanya seperti itu, "Hehe.

Yeah... sesekali ketika rindu itu terucap rasanya malah pengen cepet ketemu.
Suka iri sama orang yang pacar dekat? Pasti pernah. Tapi untuk apa aku lama-lama iri pada mereka? Aku kan punya jalan bahagia sendiri. Iya, kita hebat! Hebat karena bisa merasakan sesuatu yang orang lain belum tentu bisa merasakan.
Suka nangis kalau tidak bisa nahan kangen? Aaaa sering, tapi itu wajar kok. Tetap yakin aja kalau semua kerinduan akan terbalaskan dengan pertemuan.
Dia tak pernah membuatku bosan,quality time komunikasinya nda menentuu. Hehe sedikit ya? Tapi dengan itu kita bisa menghargai yang namanya quality time meskipun hanya beberapa jam ataupun menit. Suka jengkel sama signal dilaut? Tentu! Bahkan suka galau karena jaringan yang jelek.hehehe,,tapi itu tetap kami syukuri,,alhamdulillah

Terimakasih kamu,
Karena selalu ada buatku
Karena selau membuatku tertawa
Karena selalu membuatku rindu
Karena selalu menjadikanku alasan menyebut namamu ketika bersujud
Dan terima kasih kamu
Karena bisa merasakan rindu seperti biasanya,
Karena selalu memberiku semangat
Karena selalu menguatkanku untuk selalu bersabar
Kita tak pernah jauh kok, kita terasa dekat ketika mata ini terpejam. Hehe
Iya, semoga kamu tak membuatku menangis terluka yaa ;) karena aku hanya ingin mempertahankan dia yang juga mempertahankanku, memperjuangkan dia yang memang pantas diperjuangkan dan menanti kedatngannya besok besok besoknya lagi dan besoknya lagi dengan segala kerinduan. Iya, terima kasih my dearest karena telah mengajariku menunggu dengan makan Rindu. Yeah.... aku tak bosan mengucapkan "aku merindukanmu seperti biasanya. Ingat-ingat yang di darat yaa yang masih stay strong melawan jarak dan menunggu waktu mempertemukan kita :')

Agustus 2015

Entah harus darimana saya memulai tulisan ini. Tapi, subhanallah terima kasih ya Rabb atas segala nikmat dan kebahagiaan yang Kau berikan. Saya bahagia bersama Dia. Dia memang jauh tapi saya merasa dia selalu ada untuk saya. Terima kasih Kau memperkenalkan Dia pada saya. Dia yang kini menjadi orang yang menjadi alasan saya menjaga hati ini untuk satu nama. Dia yang selalu saya sebut dalam setiap sujud saya. Dia yang selalu menjadi alasan saya meneteskan air mata kerinduan. Dia yang membuat saya kuat menahan rasa ingin bertemu. Dia yang mengajari saya sebuah kesabaran.
Iya, saya bahagia bersamanya ya Rabb.
Ketika saya salah dia selalu mengingatkan saya. Ketika saya mulai lelah dia selalu menguatkan dan menyemangati saya. Iya, saya bahagia bersamanya. Jika dia takdirku maka biarkan hati ini menunggu. Biarkan hati ini hanya terjaga untuknya hingga saya bisa berdiri satu shaf di belakangnya sebagai makmum untuknya dan dia menjadi imam untuk saya di Rumah-Mu kelak ya Rabb. Jadikan dia jalan saya untuk memperoleh Ridho-Mu. Amin Allahumma Ya Allah Ya Rabbal Alamin

Selasa, 26 Mei 2015

What's Wrong with Sailor..?????


Pelaut, mendengar namanya saja sudah bisa dibayangkan bahwa pelaut ialah para tenaga kerja yang bekerja di kapal berlayar mengarungi lautan. Pekerjaan yang mengandung resiko tinggi mempertaruhkan nyawa saat melawan arus ombak, badai angin topan, beragam beratnya pekerjaan serta tantangan-tantangan lainnya. Belum lagi perjuangan mereka selama berada di kapal; makan dengan asupan gizi seadanya dan tidur dalam ayun ambing ombak yang menggoyang kapal saat angin kencang berhembus.
Bahkan tak jarang ketinggian ombak yang menghantam kapal itu lebih tinggi dari kapal yang mereka tumpangi,belom lagi tugas jaga malam memandangi lautan lepas tak berbatas itulah keseharian mereka, berada di atas laut di bawah langit..
Pelaut seperti tggal d penjara brjalan, mempertaruhkan  nyawa hidunya demi menjalankan tgg jwb kluarga , klo d banding dgn resikox , gaji brp pun blm
 imbang...Bahkan di saat sakit pun tak banyak yang mereka bisa lakukan karena terbatasnya persediaan di kapal, mereka rela menanggug sendiri, tak batersebuti mereka yang mengeluh kepada keluarganya mungkin karena disebabkan oleh beberapa hal seperti  takut jika keluarga trlalu khawatir ataukah karena masalah komunikasi yg susah karena sulitnya jangkauan jaringan di laut, nahh ini jg masalah terbesar bagi seorang pelaut jika mrrindukan keluarga, di saat mereka benar2 merindukan keluarganya tak banyak yg mereka bisa lakukan, mereka hanya bisa menunggu sampai dapat jaringan untuk bisa menghubungi keluarga, bahkan sampai dapat lagi jaringan tapi pekerjaannya yg terlalu sibuk yg tidak bisa di tinggalkan menjadi penghalang lagi untuk berbagi dengan keluarganya, Berbeda dengan orang2 yg kerjanya di darat kapan dan dimanapun bisa menggunakan fasilitas yg meggunakan sistem jaringan di bandingkan dengan mereka yg di lautan mereka menggunakan fasilitas dengan waktu2 tertentu.

Resiko menjadi seorang pelaut pun sangat beresiko tergantung dari posisi jabatan mereka di atas kapal, salah sedikit dapat teguran dari yg berwenang bahkan sampai dari perusahaan tersebut.

Naahh apa dengan ini pekerjaan yang orang di darat katakan pekerjaan enak, berpenghasilan banyak uang, hidup poyah poyah, ganti-ganti pasangan, mereka semua tidak tahu betapa berat pekerjaan mereka di atas kapal, yang mereka tahu hanyalah senangxa saja, mereka hanya tau pelaut itu klo pulang berlayar ya bawa sekarung duit...hahahaha...waauuuuu...not.......

Merenung sejenak...
Beginikah pekerjaan mereka selama ini, pantaskah mereka mendapat image negatif dari masyarakat,di kalangaN masyarakat sudah menjadi rahasia umum bahwasanya citra seorang pelaut adalah miring, ok-lah 60-40, 60% adalah negatif dan sisanya 40% adalah positif. Sepantasnya mereka tidak mendapatkan itu semua...

Maaf bukan membelah yachh...ini hanya sekedar membuka mata kita tentang profesi seorang pelaut & sekaligus mengingatkan untuk kita yg bekerja di darat bahwa jangan terlalu banyak mengeluh dengan pekejaan karena ternyata banyak pekerjaan di luar sana yg lebih berat, terutama yg di laut, bersyukurlah kita yg di darat yg setiap harinya bisa berkumpul dengan keluarga di bandingkan dengan mereka yg di lauta ( instropeksi diri z sendiri..hehehe), nyadar klo selama ini saya terlalu banyak mengeluh..hehehe..

Thankyuu for someone😍😍😘😘
MissUmyPopeye💑


Sabtu, 23 Mei 2015

Cinta itu butuh kesabaran



Cerita ini adalah kisah nyata…dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya.
Bacalah semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran bagi kita semua
Cinta itu butuh kesabaran…
Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita ???
************************************************

Hari itu,,,aku dengan nya berkomitmen untuk menjaga cintakita.
Aku menjadi perempuan yg paling bahagia. Pernikahan kami sederhana tapi sangat meriah. Ia menjadi pria yang sangat romantisan pada waktu itu. Menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula. Ketika kami pacaran dia sudah sukses dalam karir nya. Kami berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran
Setelah menikah aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci. Aku sangat bahagia dengan nya, dia sangat memanjakan aku, Sangat terlihat rasa cinta dan sayangnya pada ku. Banyak orang yang bilang,kami pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. Aku bahagia menikah dengannya.
*************************************************************************************
5 Tahun sudah kami menikah, sangat tak terasa waktu berjalan, walaupun kami hanya berdua saja.
Karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil di tengah keharmonisan rumah tangga kami.
Karena dia anak lelaki satu – satunya dalam keluarganya, jadi aku harusberusaha untuk dapat meneruskan generasi nya.
Alhamdulillah suamiku mendukung ku. Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan NYA. Tapi keluarga nya mulai resah, Dari awal kami menikah ibu & adiknya tidak menyukaiku, aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, tapi aku menutupi dari suami ku. Didepan suami ku, mereka sangat baik pada ku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina – hina oleh mereka.
Pernah suatu ketika, 1 tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur tp alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hamper membuat ku menjadi seorang janda. Ia dirawat dirumah sakit, pada saat dia belum sadarkan diri, aku selalu menemaninya siang & malam, kubacakan ayat – ayat suci Al – Qur’an, aku sibuk bolak – balik rumah sakit dan tempat aku melakukan aktivitas sosialku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan. Ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat didalam kamarnya ada ibu, adik – adiknya dan teman – teman suamiku, dan satu lagi aku melilhat seorang wanita yg sangat akrab dengan ibunya. Mereka tertawa menghibur suamiku.
Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di depannya. Kubuka pintu yg tertutup rapat itu, sambil mengatakan “Assalammu’alaikum” mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka
semua melihatku, suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup. Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya yg erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum” , ia pun
menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih tapi penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat
wajahnya.Ibu nya lalu berbicara sama aku .
“Fis, kenalakan ini Desi teman Fikri”
Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi, dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Dan akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga.
Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku biacara di dalam ruangan, karena aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.
Aku sibuk membersihkan & mengobati luka – luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba – tiba adik ipar ku yg bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Aku pun menemaninya. Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata ” lebih baik kau pulang saja ” Ada kami yg menjaga abang disini. “Kau istirahat saja”. Aku pun tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat, karena keadaannnya masih labil. Aku berdebat dengannya mengapa aku tidak boleh pamitan pada suamiku, tapi tiba – tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia mengatakan hal yg sama, ia akan member i alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak pamitan pada nya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah suamiku tetap saja membenarkannya, akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata. Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.
************ ********* ********* ********* ********************************************
Hari itu, aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain. Pagi itu, pada saat aku membersihakn pekarang rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit
kami, sambil melihat ikan – ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.
Aku bertanya ” Ada apa kamu memanggil ku ?”
Ia berkata ” Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang ”
Aku menjawab ”Ia sayang aku tahu, aku sudah mengemasi barang – barang kamu di travel bag dan kamu sudah pegang tiket bukan ?”
“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku kan pulang dengan mama ku”. Jawab nya tegas
“Mengapa baru bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana ?” tanya ku balik kepada nya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahu rencana kepulanggannya itu, padahal aku bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.
” Mama minta aku yang menemani nya saat pulang nanti ” jawab nya tegas.
” Sekarang aku ingin seharian dengan kamu, karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan ?” lanjut nya lagi sambil memeluk ku dan mencium keningku. Hatiku sedih, dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya. Bahagianya aku, dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya. Walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.
Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarga nya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu pada ku karena suamiku sangat sayang pada ku, aku memutuskan agar ia saja yg pergi, dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami. Karena ini acara sakral bagi keluarganya. Jadi seluruh keluarga nya harus komplit, aku pun tak diperdulikan oleh keluarganya harus datang atau tidak, tidak hadir justru membuat mereka sangat senang, aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.
Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluannya yang akan dibawa ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku lalu aku peluk erat dirinya, hati ini bergumam seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis
karena akan ditinggal pergi olehnya.
Aku tidak pernah di tinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama -sama kemana pun ia pergi.
Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian tidak punya teman, hanya pembantu saja teman ngobrolku. Hati ini sedih akan di tinggal pergi oleh nya. Sampai keesokan hari nya, aku menangis, menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelpon ku.
*************************************************************************************
Berjauhan dengan suamiku, sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadi aku tak terlalu kesepian di tinggal pergi ke Sabang. Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami buruk,saat ia di sana aku pun jatuh sakit. Rahimku sakit sekali seperti dililit oleh tali, tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai – sampai aku mengalami pendarahan, aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3. Aku menangis, apa yang bisa aku banggakan lagi, mertuaku akan semakin menghinaku, suami ku yang malang, yang berharap akan punya keturunan dari rahimku. Aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan aku hanya memeluk adikku.
Aku kangen pada suamiku, aku menunggu ia pulang, kapan ia pulang, aku tak tahu.
Sementara suamiku disana,,aku tidak tahu mengapa ia selalu marah – marah jika menelponku, bagaimana aku akan cerita kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku. Lebih baik aku tutupi dulu,dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang. Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita pada nya. Setiap hari aku menanti suami ku pulang, hari demi hari aku hitung.
Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto – f oto kami, ponselku berbunyi, menandakan ada sms yang masuk. Ku buka di inbox ponselku, ternayta dari suamiku yang sms, ia menulis “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulang nya satu hari lagi, aku aku kabarin lagi”. Hanya itu saja yang diinfokannya, aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah. Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan aku akan menyelesaikan
masalah komunikasi kami yg buruk akhir – akhir ini. Bel pun berbunyi, kubuka kan pintu untuknya ia pun mengucap salam, sebelum masuk aku pegang tangannya ke depan teras, ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan ku cuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami, setelah itu aku pun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksi nya.
Masya Allah ia tidak mencium keningku, ia langsung naik keatas, ia langsung mandi dan tidur,tanpa bertanya kabarku. Aku hanya berpikiran, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan ½ malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta. Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat
pulas, aku tak tega membangun kannya, aku helus mukanya, aku cium kening nya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.
************************************************************************************
Aku mendengar suara mobinya, aku terbangun lalu aku liat dia dari balkon kamar kami dia bersiap – siap untuk pergi, aku memanggil nya tapi ia tak mendengar, lalu aku langsung ambil jilbabku, aku lari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku, aku mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi, ada apa dengan suamiku. Mengapa ia sangat aneh terhadapku ?
Aku tidak bisa diam begitu saja firasatku ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku, kebetulan Dian yang angkat telpon nya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab “Loe pikir aja sendiri !!!” telpon pun langsung diputus.
“Ada apa ini”? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan.
“Mengapa suamiku berubah setelah ia pulang dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan ku”.
Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami, kami berbicara seperlunya saja, aku selalu di introgasinya, aku dari mana dan mengapa pulang terlambat, ia bertanya dengan nada yg keras, suamiku telah berubah.
Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah di tuduh nya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat, sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu yang aku pegang, aku
hanya berdo’a agar suamiku sadar akan prilakunya.
************************************************************************************
2 Tahun berlalu, suamiku tak berubah juga, aku menangis tiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja kenal, kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna, walaupun
kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiapi segala yang ia perlukan. Penyakitku pun masih aku simpan dengan baik dan ia tak pernah bertanya obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.
Bersyukurlah, aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji jadi aku tak perlu repot – repot meminta uang pada nya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat
semampuku.
Sungguh suami yang dulu aku puja, aku banggakan sekarang telah menjadi orang
asing, setiap aku tanya ia selalu meyuruhku untuk berpikirsendiri. Tiba – tiba saja malam itu, setelah makan malam selesai, suamiku memanggilku.
“ya ada apa Yah !” sahutku dengan memanggil nama
kesayangannya “Ayah”
“Lusa kita siap – siap ke Sabang ya !” Jawabnya tegas
“Ada apa ?” Mengapa ?” sahutku penuh dengan keheranan Astaghfirullah, suami ku yang dulu lembut menjadi kasar, dia mebentakku, tak ada lagi diskusi anatara kami.
Dia mengatakan ” Kau ikut saja jgn byk tanya !!! ”
Aku pun lalu mengemasi barang – barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku yang tak ku kenal lagi.
2 Tahun pacaran, 5 tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buat ku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami sekarang menjadi dingin, sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak tapi aku tak bisa, suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang – barang, dia bilang perbuatan itu menunjukkan ketidakhormatan kedapanya. Aku hanya bisa
bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini sendiri.
*************************************************************************************
Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur, karena terus berpikir. Keluarga besar nya telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik – adiknya, aku tidak tahu
ada acara apa ini. Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah
didalam kamar tua itu, ia pun keluar bergabung dengan keluarga besarnya.
Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dlm lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua itu telah ada sebelum suamiku lahir. Tiba – tiba Tante Lia, tante yang sangat baik pada ku memanggil ku untuk segera berkumpul diruang tangah, aku pun ke ruang keluarga yang berada di tengah rumah besar itu, rumah zaman peninggalan belanda tinggi langit – langit nya lebih dari 4 meter. Aku duduk disamping suamiku, suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya pada nya, tiba – tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak
atas semuanya membuka pembicaraan.
“Baiklah,karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha ! ” Nenek nya bicara sangat tegas. Dengan sorot mata yang tajam.
” Ada apa ya Nek ?” sahutku dengan penuh tanya.
Nenek pun menjawab ” Kau telah gabung dengan keluarga kami
hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda – tanda kehamilan
yang sempurna, sebab selama ini kau selalu keguguran !!’
Aku menangis, untuk inikah aku diundang kemari, untuk dihina atau dipisahkan dengan suamiku.
“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu, sebelum kau menikah dengannya, tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur, dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara
sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.
Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya. “Dan aku dengar dari ibu mertua mu kau pun sudah berkenalan dengannya” Neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.
Sedangkan suamikku hanya diam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian. Nenek nya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari pembicaraannya ialah dengan wajah yang sangat menantang ia berkata
”kau maunya gimana ? kau di madu atau diceraikan ?”
Masya Allah kuat kan hati ini, aku ingin jatuh pingsan, hati ini seakan remuk mendengar nya, hancur hati ku, mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku.
Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau kayu tersebut, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.
“Fish, jawab !! ” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab
Aku langsung memegang tangan suamiku, dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.
” Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.” Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cinta ku dibagi.
Pada saat itu juga suami ku memandangku dengan tetesan air mata, tapi mata ku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka. Aku lalu bertanya kepada suami ku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabat ku dirumah kita nanti Yah ? ”
Suamiku menjawab ” Dia Desi ! ”
Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara ”Kapan pernikahan nya berlangsung?” Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek ?”
Ayah mertuaku menjawab “Pernikahannya 2 minggu lagi.”
” Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruh nya mengurus KK kami ke kelurahan besok” setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar. Tak tahan lagi, air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar, aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah
dibagi, sakit. Diiringi akutnya penyakitku. Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini ?
Aku berjalan menuju ke meja rias, ku buka jilbabku, aku bercermin sudah tidak cantikkah aku ini, ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok, ku lihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis, kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.
Tiba – tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suami ku datang, ia berdiri dibelakangku, tak kuhapus air mata ini aku langsung memandangnya dari cermin meja rias itu. Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan “terimah kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku, jadi aku tak perlu sedih lagi
saat ditinggal pergi kamu nanti ! iya kan ?”
Suami ku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya knp rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo, dalam hati ku mengapa ia sangat cuek ? ia sudah tak memanjakan ku lagi.
Lalu dia bilang bilang “sudah malam, kita istirahat yuk ” !
“Aku sholat isya dulu baru aku tidur” jawab ku tenang.
Dalam sholat, dalam tidur aku menangis, ku hitung waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. Aku tak tahu kalo Desi orang Sabang juga. Sudahlah ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku, diamana rasa sayang dan cintanya itu. Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.
Di laptop aku menulis saat – saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang tidur pulas, apa salahku sampai ia berlaku kejam kepada ku. Aku save di my document yang bertitle “Aku mencintaimu Suamiku ”
Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar, aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, mungkin aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama, lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.
“Apakah kamu sudah siap ?” Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :
“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk ke dalam rumah ini, cucilah kaki nya sebagaimana kamu mencuci kaki ku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun – ubunya sebagaimana yang kamu lakukan pada ku dulu lalu setelah itu…..” tak sanggup aku ingin meneruskan pembicaraan ini, aku ingin menagis meledak.
Tiba – tiba suamiku menjawab “lalu apa Bunda ?”
Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk,aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar – binar.
“bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan ?” pinta ku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.
Dia mengangguk dan berkata ” Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda ?” sambil ia menghelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sidikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedada nya saja.
Dia tersenyum, sambil berkata ” Kita liat saja nanti ya !” dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama” lalu ia mencium keningku, aku langsung memeluk nya erat dan berkata ”Ayah, apakah ini akan segera berakhir ? Ayah kemana saja ?
Mengapa ayah berubah ? Aku kangen sama ayah ? Aku kangen belaian kasih sayang ayah? Aku kangen
dengan manjanya ayah ? Aku kesepian ayah ? Dan satu hal
lagi yang harus ayah tau bahwa aku tidak pernah berzinah ! Dulu waktu awal kita pacaran,aku
memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari.” Bukan bearti aku pernah berzina ayah. Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata “Aku minta maaf ayah telah membuatmu susah” Saat itu juga, diangkatnya badanku,ia hanya menangis. Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba – tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan ku, dan ia bertanya ” bunda baik – baik saja kan” tanya nya dengan penuh khawatir.
“aku pun menjawab, bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik Yah” aku tak bisa bicara sekarang.
Karena dia akan menikah. Aku tak mau buat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.
*************************************************************************************
Setelah tiba dimasjid, ijab qabul pun dimulai. Aku duduk di sebrang suamiku. Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakn “Ayah Jangan” tapi aku ingat akan kondisi ku. Jantung ini berdebar kencang, ketika mendengar ijab qabul tersebut. Begitu ijab qabul selesai, aku menarik napas panjang, Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini, ya “aku kuat”. Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding di pelaminan. Orang – orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku sangat aneh, wajahku yang selalu tersenyum tapi hatiku menangis.
Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja, tak mencuci kaki nya. Aku sangat heran dengan prilaku nya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini ?
Sementara itu Desi sambut hangat di dalam keluarga suamiku,tak seperti aku yang di musuhinya. Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa !! Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tau apa yang mereka lakukan didalam.
½ malam, pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah, ku dekati lalu ku lihat. Masya Allah, suamiku tak tidur dengannya,ia tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus mukanya yang lelah, tiba – tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.
“kamu datang ke sini, aku pun tau ” ia langsung berkata seperti itu, aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. Setelah sholat lail, ia mengatakan
“maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita
karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama,papa Dan juga adik – adikku”
Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah, apakah Engkau akan
menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, aku telah meresakan kehadirannya saat ini. Tapi masih bisakah engaku ijinkan aku untuk mersakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.
Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus ?” Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan.
Aku pun berkata “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi ?”
” Aku kangen sama kamu Bunda ” Aku tak mau menyakitimu lagi, kamu sudah terluka oleh sikapku yang egois” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.
Lalu suamiku berkata, ” Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalo bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti harta ayah, dan satu lagi ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya klo bunda
Tidak msu berbuat seperti itu, dan seperti itu di beri tandakutip ( “seperti itu” ), ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung, dan ayah berpikir klo bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluar ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda ”
Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan didirinya, hanya karena omongan keluarganya, yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini.
Aku hanya menjawab “Aku sudah ceritakan itu kan Yah, aku tidak pernah berzinah, dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa kamu, banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu”.
Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian di kamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluaraganya juga. Karna aku tak mau mati dalam hati yang penuh denagn rasa benci.
*************************************************************************************
Keesokan harinya. Katika aku ingin bangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali. Aku pendarahan, suamiku kaget. Suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.
Aku pun dilarikan ke rumah sakit, Jauh sekali aku mendengar suara zikir suamiku. Aku merasakan tanganku basah. Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.
Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan ”Bunda,,Ayah minta,,,,!!”
Berapa kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hati ku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?.
Aku berkata dengan suara yang lirih ” Yah….Bunda ingin pulang,,bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya Yah….”
“Ayah jangan berubah lagi ya !!! Janji ya Yah… !!! Bunda sayang banget
sama Ayah ”
Tiba – tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakit nya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi, aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku, kulihat wajahnya yang tampan, linangan air matanya. Sebelum mata ini tertutup ku lafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil.
*************************************************************************************
Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku. Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka. Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran samapai kami menikah.
Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafas ku.
Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma, dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya bukti nya Ma. Mengapa
engkau sangat cemburu padaku Ma ? Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi dengan ku, menantumu kau bersikap sebaliknya.
***************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************************
Setelah ku buka laptop,ku baca curhatan istriku
Ayah,,mengapa keluargamu sangat membenciku Aku dihina oleh mereka ayah. Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu ? Pernah suatu ketika, aku bertemu Dian di jalan, aku menegornya karena dia adik iparku tapi aku disambut denagn wajah ketidak sukaannya. Sangat terlihat Ayah.
Tapi ketika engaku bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah.
Aku tak bisa berbicara ttg ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah.
Aku diusir dari rumah sakit. Aku tak boleh merawat suamiku. Aku cemburu pada Desi yang sangat akrabdengan mertuaku. Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku Aku sangat marah.
Jika aku membicarakn hal ini pada suamiku, ia akan pastimembela Desi dan ibunya.
Aku tak mau sakit hati lagi.
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku. Engkau Maha Adil. Berilah keadilan ini padaku Ya Allah
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku. Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja – manja lagi padamu.
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku. Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah.
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu
Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui. Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga
suamiku. Aku harus sadar diri
Ayah,,sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku ?
Ayah aku masih tak rela. Tapi aku harus ikhlas menerimanya Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku Ayah.
Aku kangen ayah
*************************************************************************************
Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu Bun. Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi ke Pulau kayu ini. Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.
Bunda akan selalu hidup dihati ayah.
Bunda, Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah.
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan
telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, dalam kesendirianmu.
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus.
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda.
Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.
Aku menyesal telah asik dalam keegoanku.
Bunda maafkan aku. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat ditidurmu yang panjang.
Maafkan aku , tak bisa bersikap adil dan membahagiakan mu, aku selalu
meng”iya”kan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.
Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana ?
Apakah Bunda tetap menanti ayah disana ? Tetap setia di alam sana ?
Tunggulah Ayah disana Bunda…… Bisakan ? Seperti Bunda menunggu ayah di sini…… Aku mohon…..
Ayah Sayang Bunda…
Semoga cerita ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua yg membacanya,,,,